Sebelum Kuliah pt.1

    Aku belum lama ini memperoleh kabar gembira. Setelah sekian lamanya aku menunggu, akhirnya salah satu PTN yang ku idamkan mau menerimaku pada tanggal 14 Juni 2021. Sebelumnya, tahun 2020, bersamaan dengan kegagalan merasakan euphoria kelulusan SMA, aku juga gagal diterima PTN ini di jalur SBMPTN. Setelah aku ditolak di jalur ini, aku sama sekali tidak mencoba jalur mandiri. Bagaimana tidak? Aku sudah cukup sadar diri bahwa situasi dan kondisiku tak akan sanggup memenuhi biaya gedung bangku kuliah.

    Setelah ditolak PTN idamanku, akhirnya aku tetap melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi non konvensional. Alasan kenapa kuambil pilihan tersebut karena instansi tersebut membebaskanku dari uang gedung. Namun, jangan bayangkan tanpa uang gedung, proses pembelajarannya akan sama dan menghasilkan didikan yang sama seperti perguruan tinggi konvensional. Mungkin masih bisa terjadi, tetapi hanya sedikit peluangnya. Lagi pula, di instansi yang lama, orang-orang seangkatanku sudah mempunyai pekerjaan utama.

    Ada yang mempunyai harapan bahwa aku tetap harus melanjutkan kuliah, karena menurut "orang tersebut" ada kemungkinan aku akan terlena mencari uang dengan gelar SMA saja. Aku menghargai setiap pendapat yang datang padaku, apalagi dari orang yang selama ini berpengaruh bagi hidupku. Akhirnya, memang ku jalani setahun yang menurutku juga tak terbilang ringan. Tidak ada dosen yang mengajarku sehingga aku belajar hanya dengan buku dan internet.

    Kuliah bagiku tidak sekadar mencari "gelar", tetapi juga "ilmu". Hal inilah yang tak bisa kudapatkan di perguruan tinggi lamaku. Di perguruan tinggi lamaku memang sepertinya "audience"-nya adalah orang-orang yang hanya membutuhkan gelar. Umurku tergolong fresh graduate dan aku belum bisa mengambil kesempatan untuk bekerja karena ada sesuatu yang tak akan kusampaikan di sini. Itulah yang menguatkan tekadku untuk memenuhi kebutuhanku dengan kendala-kendala yang kumiliki.

***

    Kapan aku meluangkan waktu untuk belajar SBMPTN? Semasa libur kuliah. Untuk kalian pembaca tulisanku yang mungkin belum tahu, libur kuliah itu berbeda dengan libur semasa sekolah. Libur kuliah tergolong lebih lama, kira-kira dua bulan lamanya. Hal itu terjadi karena beban belajar kuliah itu lebih berat. Selain itu, UKT yang kita bayarkan untuk kuliah sebenarnya hanya membayar 1 semester kuliah yang berjumlah 4 bulan.

    Libur kuliah di instansi lamaku betul-betul ku perjuangkan untuk mengulang belajar pelajaran SMA. Pelajaran IPS pula, hahaha ... Kalau diingat-ingat, alasanku menginginkan jurusan MIPA semasa SMA, ya, karena aku ingin menjadi arsitek. Lalu lama-kelamaan aku sadar bahwa ide dan inspirasiku untuk membuat sebuah bangunan cukup terbatas. Aku merasa tidak akan sanggup, jika di masa yang akan datang, aku malah tak lulus kuliah atau menjadi arsitek yang tidak laku. Selain itu, kuliah arsitek perlu biaya yang besar untuk kebutuhan "maket" dan "design".

***

    Aku yakin semua hal besar yang terjadi selama hidupku terjadi atas izin dari Tuhan.


                                                                  BERSAMBUNG


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen ORIGINAL : Persembahan untuk CINTA

Kenapa Kita Diperhadapkan Masalah?

Halo halo Ban... Bukan "Bandung!" HEHEHE... Bantu Aku, Ya!